Secara garis besar, metodologi dalam Audit SI/TI (yang dihasilkan dari proses perencanaan Audit) akan terdiri atas beberapa tahapan antara lain:
Tahapan analisis kondisi eksisting dalam rencana Audit SI/TI merupakan kegiatan peninjauan kondisi perusahaan saat iru terutama yang berkaitan dengan aktivitas bisnis. Perunjauan dilakukan dengan dua tujuan utama, yakni: pengumpulan data sebagai bahan analisis resiko untuk menentukan lingkup audit yang nantinya dilakukan dan pengumpulan informasi yang mendukung pelaksanaan audit, misalkan informasi mengenai aktivitas bisnis yang telah didukung TI serta hukum, regulasi, ketetapan, standar yang terkait dengan aktivitas bisrus tersebut.

Pengumpulan data proses bisnis tersebut dilakukan terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan proses berdasarkan struktur organisasi berikut tugas pokok dan fungsi yang berkaitan dengan proses tersebut. Jika proses bisnis perusahaan memiliki cakupan yang luas, pengaudit SI/TI dapat memfokuskan pada proses bisnis yang terkait dengan TI sebagai objek yang akan diaudit nantinya.


2. Penentuan tingkat resiko
Penentuan tingkat resiko dengan mengklasifikasikan proses bisnis yang tingkat resikonya tinggi (proses bisnis utama) maupun proses bisnis pendukung. Hasil penentuan tingkat resiko tersebut kemudian dijadikan sebagai bahan dalam penyusunan ruang lingkup pelaksanaan audit yang diarahkan kepada proses bisnis yang didukung oleh TI. Sebelum mengenal lebih jauh mengenai aktivitas yang berlangsung dalam penentuan tingkat resiko, perlu dipahami mengenai pengertian resiko yang berdampak terhadap keberlangsungan aktivitas bisnis. Resiko yang berdampak pada bisnis (resiko bisnis) tersebut merupakan segala kejadian tidak pasti yang memberikan pengaruh terhadap pencapaian tujuan bisnis. Pengaruh tersebut dapat berdampak kepada aset yang berwujud (tangible) maupun aset yang tak berwujud (intangible).
Penentuan tingkat resiko dengan mengklasifikasikan proses bisnis yang tingkat resikonya tinggi (proses bisnis utama) maupun proses bisnis pendukung. Hasil penentuan tingkat resiko tersebut kemudian dijadikan sebagai bahan dalam penyusunan ruang lingkup pelaksanaan audit yang diarahkan kepada proses bisnis yang didukung oleh TI. Sebelum mengenal lebih jauh mengenai aktivitas yang berlangsung dalam penentuan tingkat resiko, perlu dipahami mengenai pengertian resiko yang berdampak terhadap keberlangsungan aktivitas bisnis. Resiko yang berdampak pada bisnis (resiko bisnis) tersebut merupakan segala kejadian tidak pasti yang memberikan pengaruh terhadap pencapaian tujuan bisnis. Pengaruh tersebut dapat berdampak kepada aset yang berwujud (tangible) maupun aset yang tak berwujud (intangible).



3. Pelaksanaan Audit SI/TI
Pelaksanaan Audit SIITI dengan mengacu kerangka kerja COBIT yang akan didahului dengan proses penentuan ruang lingkup dan tujuan audit (scope dan ofjective) berdasarkan hasil penentuan tingkat resiko pada tahapan sebelumnya.
Pelaksanaan Audit SIITI dengan mengacu kerangka kerja COBIT yang akan didahului dengan proses penentuan ruang lingkup dan tujuan audit (scope dan ofjective) berdasarkan hasil penentuan tingkat resiko pada tahapan sebelumnya.


Tujuan audit didefinisikan dalam objective sedangkan scope menggambarkan sistem secara spesifik hal-hal yang perlu dilakukan termasuk batasan-batasan dalam proses tinjauan nantinya.
4. Penentuan rekomendasi beserta laporan
Penentuan rekomendasi beserta laporan dari hasil audit yang dilakukan. Aktivitas audit seharusnya menghasilkan kesimpulan dan temuan yang akan mengarahkan pada rekomendasi yang mencerminkan pemenuhan terhadap tujuan objektif yang berbasis waktu, kinerja dan biaya. Hal tersebut seharusnya disertai dengan laporan awal yang menggambarkan temuan awal dalam aktivitas audit sebelum kemudian disusun ke dalam laporan akhir sehingga pihak manajemen mendapatkan gambaran mengenai kondisi eksisting perusahaannya serta gambaran rekomendasi yang akan diberikan oleh pengaudit SI/TI (Gallegos, IT Audit Report and Follow-up: Methods and Techniques for Communicating Audit Findings and Recommendations,2002) .
Penentuan rekomendasi beserta laporan dari hasil audit yang dilakukan. Aktivitas audit seharusnya menghasilkan kesimpulan dan temuan yang akan mengarahkan pada rekomendasi yang mencerminkan pemenuhan terhadap tujuan objektif yang berbasis waktu, kinerja dan biaya. Hal tersebut seharusnya disertai dengan laporan awal yang menggambarkan temuan awal dalam aktivitas audit sebelum kemudian disusun ke dalam laporan akhir sehingga pihak manajemen mendapatkan gambaran mengenai kondisi eksisting perusahaannya serta gambaran rekomendasi yang akan diberikan oleh pengaudit SI/TI (Gallegos, IT Audit Report and Follow-up: Methods and Techniques for Communicating Audit Findings and Recommendations,2002) .

Pengkomunikasian tersebut membutuhkan keahlian dan pemilihan informasi yang sesuai untuk pihak manajemen tertentu. Peran tersebut membutuhkan keahlian pengambilan keputusan, kebijaksanaan dan pengetahuan akan proses audit.

sumber : http://darmansyah.weblog.esaunggul.ac.id/2013/08/12/metodologi-dalam-audit-siti/
10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar