Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan
mempunyai nilai yang indah. Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya…
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang mungkin membutuhkan waktu bertahun tahun untuk mempunyai seorang sahabat yang benar benar tulus. Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian. Sahabat bukanlah seseorang yang datang disaat kita senang dan pergi disaat kita susah. Sahabat adalah seorang yang setia kawan, membantu apabila kita
berada di dalam kesusahan, meredakan kesedihan ,menghilangkan
kebimbangan dan sanggup berjuang demi kebaikan kita. Sahabat adalah
orang yang mampu menyimpan rahasia.
Sudah hampir 3 tahun saya berkuliah di Universitas Gunadarma begitu banyak hal saya lewati bersama sahabat sahabat saya yang bernama Sulis, Bayu, Erick, Made, Niko, Uje. Mereka selalu ada disaat saya membutuhkan, segala suka duka keluh kesah saya bagi mereka. Hingga sekarang kami seringkali menyempatkan untuk bertemu berbagi cerita,ilmu,pengalaman dan segala hal positif. Ketika ada tugas kuliah yang tidak bisa saya kerjakan sendiri seringkali saya meminta bantuan pada mereka untuk menyelesaikan tugas saya. Menjelang UTS, UAS, Ujian Utama kami selalu belajar bersama saling membantu satu sama lain dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan agar bisa wisuda di waktu yang bersamaan. Begitu berarti nya mereka bagi saya sehingga begitu besar rasa sayang saya pada mereka.
Nama : Ani Yunita Sari
NPM : 10111910
Kelas : 3KA24
Jumat, 25 Oktober 2013
Wacana Kalimat Efektif dan Turunan
Wacana Kalimat Efektif
Tumbuhan Akuatik
Tumbuhan akuatik adalah tumbuhan yang
berhabitat di lingkungan air. Tumbuhan ini sangat mudah kita jumpai
karena habitatnya yang mudah di temui oleh setiap orang. Tumbuhan
akuatik disebut juga tumbuhan hidrophytic atau hydrophytes. Dibandingkan
dengan jenis tanaman seperti mesophytes dan xerophytes, hydrophytes
tidak ada masalah dalam menahan air karena banyaknya air dalam
lingkungan tempat tumbuhan tersebut hidup.
Ciri-ciri :
1. Kutikula tipis. Hal ini bertujuan untuk mencegah kehilangan air.
2. Sel stomata pada umumnya tidak aktif. Hal ini dikarenakan tumbuhan
akuatik tidak memerlukan banyak kontrol dalam siklus air.
3. Peningkatan jumlah stomata. Hal ini bertujuan untuk siklus
pengeluaran air pada tumbuhan tersebut untuk menghindari kelebihan
air.
air.
4. Flat daun pada permukaan tanaman untuk pengapungan.
5. Mempunyai akar yang kecil agar air dapat tersebar langsung ke daun.
6. Akar dapat mengmbil oksigen langsung dari dalam air.
Beberapa jenis tanaman air :
1. Lotus
Tanaman jenis ini membutuhkan media air dan tanah
2. Teratai
Tanaman jenis ini membutuhkan media air dan tanah, biasanya
diletakkan dalam pot tanah liat yang melebar. Daun teratai
akan besar jika cukup zat makanan dan pupuk, daunnya akan
terbentang dam membesar d atas permukaan air.
diletakkan dalam pot tanah liat yang melebar. Daun teratai
akan besar jika cukup zat makanan dan pupuk, daunnya akan
terbentang dam membesar d atas permukaan air.
3. Kapu-kapu
Tanaman jenis ini membutuhkan media air dan tanah. Tanaman jenis ini
tidak dapat terkena sinar matahari langsung dan tidak bisa mendapatkan
terlalu banyak air, agar daunnya tidak cepat hancur.
tidak dapat terkena sinar matahari langsung dan tidak bisa mendapatkan
terlalu banyak air, agar daunnya tidak cepat hancur.
Keterangan :
Tumbuhan Akuatik : Tumbuhan air
Tumbuhan Mesophytes : Tumbuhan yang hidup pada suhu rata-rata dan
kelembaban yang cukup.
kelembaban yang cukup.
Tumbuhan Xerophytes : Tumbuhan yang hidup pada habitat kering.
Kutikula : Kulit tumbuhan
Stomata : Mulut daun
Sumber : http://indraharja.wordpress.com/2011/10/03/contoh-wacana-bahasa-indonesia-pada-tataran-ilmiah/
Kata Turunan
Kata turunan adalah kata dasar yang mendapat imbuhan, baik berupa awalan, sisipan atau akhiran, maupun gabungan kata. Kata turunan termasuk salah satu unsur pembentuk kalimat selain kata dasar dalam setiap penulisan artikel. Untuk mendapat gambaran lebih jelas tentang definisi kata turunan, simak macam-macam bentuk kata turunan.
1. Kata turunan dapat berupa kata dasar yang mendapat imbuhan; awalan,
sisipan dan akhiran. Imbuhan itu ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh
catatan (kata dasar [catat], mendapat akhiran [-an])
berlari (kata dasar [lari], mendapat awalan [ber-])
gemetar (kata dasar [getar], mendapat sisipan [-em-])
berlari (kata dasar [lari], mendapat awalan [ber-])
gemetar (kata dasar [getar], mendapat sisipan [-em-])
Kata turunan berupa gabungan singkatan dan imbuhan yang dirangkai menggunakan tanda hubung. Contoh;
mem-PHK-kan
mem-PTUN-kan
mem-PTUN-kan
2. Kata turunan berupa gabungan kosa kata asing dan imbuhan yang dirangkai menggunakan tanda hubung.
Contoh
me-recall
di-upgrade
di-upgrade
3. Kata turunan juga dapat berupa gabungan bentuk terikat yang diikuti
oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital. Kata turunan ini,
penulisannya dirangkai menggunakan tanda hubung ( – ).
Contoh
pro-Indonesia
non-Indonesia
pan-Afrika
non-Indonesia
pan-Afrika
4. Kata turunan yang bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau
akhiran ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh
sebar luaskan
bertepuk tangan
garis bawahi
bertepuk tangan
garis bawahi
5. Kata turunan yang bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan
mendapatkan awalan dan akhiran sekaligus, maka unsur gabungan kata itu
ditulis serangkan dengan imbuhannya.
Contoh
menyebarluaskan
pertanggungjawaban
melipatgandakan
mencampuradukan
pertanggungjawaban
melipatgandakan
mencampuradukan
6. Kata turunan yang salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Contoh
- adipati
- adikuasa
- aerodinamika
- aeromodeling
- antarkota
- antarprovinsi
- antibiotik
- antiteroris
- anumerta
- audiogram
- bikarbonat
- biokimia
- bioetanol
- caturtunggal
- caturmarga
- dasawarsa
- dasasila
- dekameter
- demoralisasi
- demiliterisasi
- dwiwarna
- dwitunggal
- ekawarna
- ekstrakurikuler
- inframerah
- infrastruktur
- inkonvensional
- intoleransi
- kosponsor
- mahasiswa
- mancanegara
- monoteisme
- monorail
- multilateral
- narapidana
- nonkolaborasi
- pascasarjana
- paripurna
- poligami
- politeknik
- poliklinik
- pramuniaga
- pramusaji
- prasangka
- purnawirawan
- saptakrida
- semiprofesional
- subseksi
- swadaya
- telepon
- transmigrasi
- tritunggal
- ultramodern
Jika kata [maha] merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata
berimbuhan, maka gabungan keduanya ditulis terpisah dan unser-unsur
pembentuknya dimulai dengan huruf kapital.
Contoh
Kita serahkan kepada Tuhan yang Maha PengasihAnda harus bertobat kepada Tuhan yang Maha Pengampun
Tapi, jika kata [maha] sebagai unsur gabungan merujuk pada Tuhan,
namun diikuti oleh kata dasar, gabungan katanya ditulis serangkai.
Ketentuan ini tidak berlaku untuk kata dasar [esa].
Contoh
Hanya Tuhan yang Mahakuasa yang bisa menentukan nasib kita.
Semoga Tuhan yang Maha Esa mengabulkan permohonan kita.
Semoga Tuhan yang Maha Esa mengabulkan permohonan kita.
Bentuk-bentuk terikat dari bahasa asing yang sudah kita serap dalam bahasa Indonesia, seperti [pro], [kontra] dan [anti], dapat kita jadikan sebagai kata dasar.
Contoh
Lebih banyak masyarakat yang kontra, ketimbang pro terhadap kebijakan penaikan harga bahan bakar minyak.
Dia selalu anti terhadap jemaat ahmadiyah.
Dia selalu anti terhadap jemaat ahmadiyah.
Nama : Ani Yunita Sari
NPM : 10111910
Kelas : 3KA24
Kamis, 24 Oktober 2013
Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah
kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis sehingga
pembaca atau pendengar dapat menerima maksud/arti serta tujuannya
seperti yang di maksud penulis /pembicara.
Ciri-ciri kalimat efektif:
1. KESEPADANAN STRUKTUR BAHASA
• Kesepadanan ialah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
• Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
• Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satu ide pokok.
• Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam beberapa ide penjelas.
BEBERAPA CIRI KESEPADANAN
• Mempunyai struktur jelas.
• Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan tidak
menggunakan kata depan: di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang,
mengenai, menurut, dan sebagainya yang ditempatkan di depan subjek.
• Tidak terdapat subjek ganda.
• Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh-contoh Kesepadanan
• Kepada setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi = subyeknya tidak jelas.
• Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. à unsur S-P-O tidak berkaitan erat
Mestinya…
• Setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi.
• Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.
2. KEPARALELAN ATAU KESEJAJARAN BENTUK
• Keparalelan atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur
yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai
di dalam kalimat.
• Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina.
• Demikian pula bila menggunakan bentuk-bentuk lain.
Contoh-contoh Kepararelan:
1. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah pengecatan tembok,
memasang lampu, pengujian sistem pembagian air, dan menata ruang.
2. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara wajar
3. KETEGASAN ATAU PENEKANAN KATA
• Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.
• Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu pada awal kalimat
2. Melakukan pengulangan (repetisi)
3. Melakukan pengontrasan kata kunci
4. Menggunakan partikel penegas
Penekanan Kata :
1. Menempatkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat.
- Sumitro menjelaskan bahwa manusia mempunyai kecenderungan tidak puas.
- Persoalan itu dapat diselesaikan dengan mudah.
2. Repetisi
– Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi
– Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi tapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya
3. Pengontrasan kata kunci
– Informasi ini tidak bersifat sementara, tetapi bersifat tetap.
– Peserta kegiatan ini adalah laki-laki, bukan perempuan.
4. Partikel Penegas
– Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu
– Meskipun hujan turun, Ia tetap bersemangat berangkat ke sekolah
4. KEHEMATAN KATA
Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu jadi kata menjadi padat berisi.
Dapat dilakukan dengan cara:
- Menghilangkan pengulangan subyek
- Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata
- Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
- Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak
Karena ia tak diundang, dia tidak dating ke tempat itu.
Mestinya menggilangkan kata ia
2. Contoh Menghindarkan pemakaian superordinate pada hiponimi kata
Mira adalah gadis yang memakai bajuwarna merah
Mestinya menggilangkan kata warna
3. Contoh Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
Jangan naik ke atas karena licin.
Mestinya menggilangkan kata ke atas
4. Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak
Ia mengambil semua jeruk-jeruk yang masih ada di meja.
5.KESATUAN GAGASAN
Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru.
6.KELOGISAN
Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.
Contoh:
Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki
Kepada ibu Intha, waktu dan tempat kami persilakan.
Jalur ini terhambat oleh iring-iringan jenazah.
1. Rani sudah mencari uang sendiri sejak dari usianya baru sembilan tahun.
kalimat efektif :
Rani sudah mencari uang sendiri sejak usianya baru sembilan tahun.
2. Dosen Bahasa Indonesia mengatakan ¬kalau kalimat yang sempurna harus memiliki
subjek, predikat dan objek.
kalimat efektif :
Dosen Bahasa Indonesia mengatakan kalimat bahwa yang sempurna harus memiliki
subjek, predikat dan objek.
3. Semua rumah-rumah yang terletak di jalan Kedoya terbakar tadi malam.
kalimat efektif :
Semua rumah yang terletak di jalan Kedoya terbakar tadi malam.
4. Adi meminjami uangnya kepada Budi tadi siang.
kalimat efektif :
Adi meminjamkan uangnya kepada Budi tadi siang.
5. Pasangan pengantin itu saling bertatap-tatapan saat mengucapkan janji pernikahan.
kalimat efektif :
Pasangan pengantin itu saling bertatapan saat mengucapkan janji pernikahan.
6. Presiden berhak menyampuri urusan yang berhubungan dengan Negara.
kalimat efektif :
Presiden berhak mencampuri urusan yang berhubungan dengan Negara.
7. Dalam sehari Ani bisa membaca buku sebanyak itu sehari.
kalimat efektif :
Dalam sehari Ani bisa membaca buku sebanyak itu.
8. Kepada mereka yang berhalangan hadir diharapkan membawa surat pernyataan besok.
kalimat efektif :
Mereka yang berhalangan hadir diharapkan membawa surat pernyataan besok.
9. Anak-anak itu sangat menyintai orangtuanya
kalimat efektif :
Anak-anak itu sangat mencintai orangtuanya.
10. Semua orang-orang beramai-ramai datang ke acara pemakaman Michael Jackson.
kalimat efektif :
Semua orang beramai-ramai dating ke acara pemakaman Michael Jackson.
Sumber : http://fentyoktafiana.blogspot.com/
http://vanandrianto.wordpress.com/2012/04/02/definisi-dan-ciri-ciri-kalimat-efektif-b-indo/
Nama : Ani Yunita Sari
NPM : 10111910
Kelas : 3KA24
DIKSI atau Pemilihan Kata
Jika kita menulis atau berbicara, kita selalu menggunakan kata. Kata
tersebut dibentuk menjadi kelompok kata, klausa, kalimat, paragraph dan
akhirnya sebuah wacana.
Di dalam sebuah karangan, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.
Di dalam sebuah karangan, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.
Syarat- syarat ketetapan pilihan kata:
1. Membedakan makna denotasi dan konotasi yang cermat,
2. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, misalnya: adalah, ialah, merupakan, yaiu, dalam pemakaiannya berbeda- beda.
3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya, misalnya: inferensi (kesimpulan ), dan interferensi (saling mempengaruhi ), sarat ( penuh, bunting ) dan syarat ( ketentuan ).
4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasasrkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakaian kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus, misalnya: modern sering diartikan secara subjektif canggih menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir, canggih berarti banyak cakap, suka menggangu, banyak mengetahui, bergaya intelektual.
5. Menggunakan imbuhan asing ( jika diperlukan ) harus memahami maknanya secara tepat, misalnya: dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi.
6. Menggunakan kata-kata idomatik berdasarkan susunan ( pasangan ) yang benar, misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
7. Menggunakan kata umum dan khusus secara cermat. Untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus ke umum mislnya mobil ( kata umum ) , corolla ( sedan buatan Toyota )
1. Membedakan makna denotasi dan konotasi yang cermat,
2. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, misalnya: adalah, ialah, merupakan, yaiu, dalam pemakaiannya berbeda- beda.
3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya, misalnya: inferensi (kesimpulan ), dan interferensi (saling mempengaruhi ), sarat ( penuh, bunting ) dan syarat ( ketentuan ).
4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasasrkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakaian kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus, misalnya: modern sering diartikan secara subjektif canggih menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir, canggih berarti banyak cakap, suka menggangu, banyak mengetahui, bergaya intelektual.
5. Menggunakan imbuhan asing ( jika diperlukan ) harus memahami maknanya secara tepat, misalnya: dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi.
6. Menggunakan kata-kata idomatik berdasarkan susunan ( pasangan ) yang benar, misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
7. Menggunakan kata umum dan khusus secara cermat. Untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus ke umum mislnya mobil ( kata umum ) , corolla ( sedan buatan Toyota )
8. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya : issu
( berasal dari issue berarti publikasi, kesudahan, perkara ) isu (
dalam bahasa Indonesia berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya,
kabarangin, desas-desus ).
9. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim ( pria dan laki-laki, saya dan aku, serta buku dan kitab ), berhomofoni ( misalnya: bangdan bank ) dan berhomografi( misalnya: apel buah, apel upacara, buku ruas, buku kitab ).
10. Menggunakan kata abstrak (konseptual misalnya: pendiikan, wirauasaha dan pengobatan modern dan kata konkret ( kata khus misalnya: mangga, sarapan, dan berenang ).
9. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim ( pria dan laki-laki, saya dan aku, serta buku dan kitab ), berhomofoni ( misalnya: bangdan bank ) dan berhomografi( misalnya: apel buah, apel upacara, buku ruas, buku kitab ).
10. Menggunakan kata abstrak (konseptual misalnya: pendiikan, wirauasaha dan pengobatan modern dan kata konkret ( kata khus misalnya: mangga, sarapan, dan berenang ).
Selain ketepatan pilihan kata itu, pengguna bahasa harus pula
memperhatikan kesesuaian kata agar tidak merusak makna, suasana, dan
situasi yang hendak ditimbulkan, atau suasana yang sedang berlangsung.
Syarat kesesuaian kata:
1. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukan penggunakannya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam pergaulan, misalnya: hakikat (baku), hakekat (tidak baku), konduite (baku), kondite (tidak baku),
2. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat, misalnya: kencing (kurang sopan), buang air kecil (lebih sopan), pelacur (kasar), tunasusila (lebih halus),
3. Menggunakan kata berpasangan (idiomatuik), dan berlawanan makna dengan cermat, misalnya: sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar), bukan hanya melainkan juga (benar), bukan hanya tetapi juga (salah), tidak hanya tetapi juga (benar),
4. Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, misalnya: berjalan lambat, mengesot, dan merangkak, merah darah; merah hati. Menggukan kata ilmiah untuk karangan ilmiah, dan komunikasi non ilmiah (surat-meyurat, diskusi umum)
5. menggunakan kata popular, misalnya: argumentasi (ilmiah), pembuktian (popular), psikologi (ilmiah), ilmu jiwa (popular).Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan dalam bahasa tulis), misalnya: tulis, baca, kerja (bahasalisan), menulis, menuliskan, membaca, membacakan, bekerja, mengerjakan, dikejakan, (bahasa tulis).
Makna Konotasi dan Denotasi
1. Makna Denotasi
Makna denotasi merupakan makna kata yang sesuai dengan makna yang sebenarnya atau sesuai dengan makna kamus. Makna denotasi lazim disebut 1) makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi (data) faktual dan objektif. 2) makna sebenarnya, umpamanya, kata kursi yaitu tempat duduk yang berkaki empat (makna sebenarnya). 3) makna lugas yaitu makna apa adanya, lugu, polos, makna sebenarnya, bukan makna kias.
Contoh :
1. Adik makan nasi. ( makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut )
2. Harga kambing hitam itu sangat mahal. ( kambing hitam bermakna kambingg yang memiliki warna hitam )
2. Makna konotasi
Makna konotasi merupakan makna kiasan atau makna yang timbul setelah disusun dalam kalimat.
Contoh :
1. Dalam peristiwa itu, dia dijadikan kambing hitam. (kambing hitam bermakna orang yang dipersalahkan)
2. Anak itu berangkat besar ketika ayahnya pergi ke Jepang. ( berangkat bermakna beranjak atau mulai menjadi )
3. Bunga desa itu sudah menjadi karyawan bank.(Kata “bunga desa” bermakna sesuatu yang dianggap cantik)
Makna konotasi dibagi menjadi 2 yaitu :
A. Konotasi positif merupakan kata yang memiliki makna yang dirasakan baik dan lebih sopan.
Contoh :
1. Sebagai seorang istri harus pandai menyenangkan suami.
2. Biaya pemakaman para korban bencana alam ditanggung pemerintah setempat.
3. Para wanita tuna susila bekerja akibat tuntutan kebutuhan ekonomi.
4. Tiga pahlawan reformasi telah gugur lima tahun yang lalu. ( Kata “gugur” bermakna mati dalam pertempuran )
B. Konotasi negatif merupakan kata yang bermakna kasar atau tidak sopan.
Contoh :
1. Selama meringkuk di penjara, Roy berubah menjadi pendiam. ( Kata penjara bermakna tempat mengurung badan )
2. Masih ada segerombolan orang yang suka menebang demi keuntungan pribadi. (Kata “gerombolan” bermakna kawanan pengacau / perusuh.)
3. Banyak gelandangan tidur di bawah jembatan.
Berikut adalah contoh-contoh kata yang bermakna denotasi dan konotasi
1) meluap
denotasi : Banjir yang terjadi kemarin disebabkan oleh air sungai yang meluap tak mampu
dikendalikan oleh tanggul yang ada disekitanya.
konotasi : Kemarahan Pak Budi makin hari tambah meluap karena masalah yang diperbantahkan itu
tidak pernah menemukan titik permasalahannya.
2) penuh
denotasi : Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat pusat hiburan itu telah terisi penuh oleh
pemukiman penduduk.
konotasi : Pekerjaan itu dilakukannya dengan penuh rasa tanggung jawab.
3) naik
denotasi : Pak Halim pergi ke Makassar dengan naik mobil pribadi.
konotasi : Naik turunnya harga barang sangat dipengaruhi oleh jumlah permintaan konsumen.
4) tumbuh
denotasi : Pohon mangga yang tumbuh di halaman rumah Pak Ilham memiliki buah yang besar- besar.
konotasi : Kondisi perekonomian Indonesia mulai tumbuh sejak beralihnya sistem pemerintahan ke
era reformasi.
5) atas
denotasi : Di atas pohon yang rindang itu ada terdapat beberapa sarang burung hantu.
konotasi : Irama yang muncul pada permukaan tembok itu ditimbulkan atas beberapa perpaduan
warna
6) kendali
denotasi : Nakhoda memberikan instruksi kepada para penumpang kapal agar waspada, sebab
kendali dalam kapal sedang mengalami gangguan.
konotasi : Peristiwa itu terjadi saat dirinya telah kehilangan kendali.(kontrol)
7) panas
denotasi : Permukaan kulit pada anak itu lecet akibat tersiram air panas.
konotasi : Suhu dalam ruangan itu semakin panas ketika peserta diskusi dalm ruangan itu saling
beradu argumen. (panas=ketegangan)
8) hancur
denotasi : Mainan anak pak lurah hancur terinjak mobil.
konotasi : Semua perkataannya kedengaran hancur akibat terbawa emosi .(hancur= tidak masuk
akal).
9) arus
denotasi : Adik terseret arus yang sangat deras saat menyeberang sebuah sungai di tepi rumahnya.
konotasi : Arus balik pada lebaran tahun depan diprediksikan akan lebih banyak dibandingkan tahun
kemarin. (arus=sistem)
10) hangus
denotasi : Bau hangus itu dihasilkan dari pembakaran sisa-sisa plastik dan kertas yang ada di tepi jalan
itu.
konotasi : Semua dana yang dianggarkan telah hangus akibat program kerja yang tidak tertata dengan
rapi. (hangus=ludes)
1. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukan penggunakannya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam pergaulan, misalnya: hakikat (baku), hakekat (tidak baku), konduite (baku), kondite (tidak baku),
2. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat, misalnya: kencing (kurang sopan), buang air kecil (lebih sopan), pelacur (kasar), tunasusila (lebih halus),
3. Menggunakan kata berpasangan (idiomatuik), dan berlawanan makna dengan cermat, misalnya: sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar), bukan hanya melainkan juga (benar), bukan hanya tetapi juga (salah), tidak hanya tetapi juga (benar),
4. Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, misalnya: berjalan lambat, mengesot, dan merangkak, merah darah; merah hati. Menggukan kata ilmiah untuk karangan ilmiah, dan komunikasi non ilmiah (surat-meyurat, diskusi umum)
5. menggunakan kata popular, misalnya: argumentasi (ilmiah), pembuktian (popular), psikologi (ilmiah), ilmu jiwa (popular).Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan dalam bahasa tulis), misalnya: tulis, baca, kerja (bahasalisan), menulis, menuliskan, membaca, membacakan, bekerja, mengerjakan, dikejakan, (bahasa tulis).
Makna Konotasi dan Denotasi
1. Makna Denotasi
Makna denotasi merupakan makna kata yang sesuai dengan makna yang sebenarnya atau sesuai dengan makna kamus. Makna denotasi lazim disebut 1) makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi (data) faktual dan objektif. 2) makna sebenarnya, umpamanya, kata kursi yaitu tempat duduk yang berkaki empat (makna sebenarnya). 3) makna lugas yaitu makna apa adanya, lugu, polos, makna sebenarnya, bukan makna kias.
Contoh :
1. Adik makan nasi. ( makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut )
2. Harga kambing hitam itu sangat mahal. ( kambing hitam bermakna kambingg yang memiliki warna hitam )
2. Makna konotasi
Makna konotasi merupakan makna kiasan atau makna yang timbul setelah disusun dalam kalimat.
Contoh :
1. Dalam peristiwa itu, dia dijadikan kambing hitam. (kambing hitam bermakna orang yang dipersalahkan)
2. Anak itu berangkat besar ketika ayahnya pergi ke Jepang. ( berangkat bermakna beranjak atau mulai menjadi )
3. Bunga desa itu sudah menjadi karyawan bank.(Kata “bunga desa” bermakna sesuatu yang dianggap cantik)
Makna konotasi dibagi menjadi 2 yaitu :
A. Konotasi positif merupakan kata yang memiliki makna yang dirasakan baik dan lebih sopan.
Contoh :
1. Sebagai seorang istri harus pandai menyenangkan suami.
2. Biaya pemakaman para korban bencana alam ditanggung pemerintah setempat.
3. Para wanita tuna susila bekerja akibat tuntutan kebutuhan ekonomi.
4. Tiga pahlawan reformasi telah gugur lima tahun yang lalu. ( Kata “gugur” bermakna mati dalam pertempuran )
B. Konotasi negatif merupakan kata yang bermakna kasar atau tidak sopan.
Contoh :
1. Selama meringkuk di penjara, Roy berubah menjadi pendiam. ( Kata penjara bermakna tempat mengurung badan )
2. Masih ada segerombolan orang yang suka menebang demi keuntungan pribadi. (Kata “gerombolan” bermakna kawanan pengacau / perusuh.)
3. Banyak gelandangan tidur di bawah jembatan.
Berikut adalah contoh-contoh kata yang bermakna denotasi dan konotasi
1) meluap
denotasi : Banjir yang terjadi kemarin disebabkan oleh air sungai yang meluap tak mampu
dikendalikan oleh tanggul yang ada disekitanya.
konotasi : Kemarahan Pak Budi makin hari tambah meluap karena masalah yang diperbantahkan itu
tidak pernah menemukan titik permasalahannya.
2) penuh
denotasi : Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat pusat hiburan itu telah terisi penuh oleh
pemukiman penduduk.
konotasi : Pekerjaan itu dilakukannya dengan penuh rasa tanggung jawab.
3) naik
denotasi : Pak Halim pergi ke Makassar dengan naik mobil pribadi.
konotasi : Naik turunnya harga barang sangat dipengaruhi oleh jumlah permintaan konsumen.
4) tumbuh
denotasi : Pohon mangga yang tumbuh di halaman rumah Pak Ilham memiliki buah yang besar- besar.
konotasi : Kondisi perekonomian Indonesia mulai tumbuh sejak beralihnya sistem pemerintahan ke
era reformasi.
5) atas
denotasi : Di atas pohon yang rindang itu ada terdapat beberapa sarang burung hantu.
konotasi : Irama yang muncul pada permukaan tembok itu ditimbulkan atas beberapa perpaduan
warna
6) kendali
denotasi : Nakhoda memberikan instruksi kepada para penumpang kapal agar waspada, sebab
kendali dalam kapal sedang mengalami gangguan.
konotasi : Peristiwa itu terjadi saat dirinya telah kehilangan kendali.(kontrol)
7) panas
denotasi : Permukaan kulit pada anak itu lecet akibat tersiram air panas.
konotasi : Suhu dalam ruangan itu semakin panas ketika peserta diskusi dalm ruangan itu saling
beradu argumen. (panas=ketegangan)
8) hancur
denotasi : Mainan anak pak lurah hancur terinjak mobil.
konotasi : Semua perkataannya kedengaran hancur akibat terbawa emosi .(hancur= tidak masuk
akal).
9) arus
denotasi : Adik terseret arus yang sangat deras saat menyeberang sebuah sungai di tepi rumahnya.
konotasi : Arus balik pada lebaran tahun depan diprediksikan akan lebih banyak dibandingkan tahun
kemarin. (arus=sistem)
10) hangus
denotasi : Bau hangus itu dihasilkan dari pembakaran sisa-sisa plastik dan kertas yang ada di tepi jalan
itu.
konotasi : Semua dana yang dianggarkan telah hangus akibat program kerja yang tidak tertata dengan
rapi. (hangus=ludes)
Sinonim dan Antonim
Sinonim
Pada saat menyimak pembacaan teks berita
yang dilakukan temanmu, tentu kamu menemukan bentuk-bentuk pertalian
makna kata sebagai sinonim dan antonim. Apa sinonim dan antonim itu?
Marilah kita pelajari lebih dahulu teori kebahasaan!
Sinonim adalah pertalian dua kata atau lebih yang memiliki makna sama atau hampir sama. Suatu kata bersinonim dengan kata lainnya apabila dalam kalimat yang sama, kata-kata tersebut dapat saling menggantikan. Atau kata-kata yang memiliki kesamaan arti secara struktural atau leksikal dalam berbagai urutan kata-kata sehingga memiliki daya tukar (substitusi)
Contoh:
- ciri = tanda
- benar = betul
- agar = supaya
- rajin = giat
- hemat = irit
Contoh dalam kalimat:
- Pak Iwan meninggal dunia pada hari Kamis.
Pak Iwan wafat pada hari Kamis.
- Baju yang dikenakan Aulia sangat cantik.
Baju yang dikenakan Aulia sangat indah.
Sinonim adalah pertalian dua kata atau lebih yang memiliki makna sama atau hampir sama. Suatu kata bersinonim dengan kata lainnya apabila dalam kalimat yang sama, kata-kata tersebut dapat saling menggantikan. Atau kata-kata yang memiliki kesamaan arti secara struktural atau leksikal dalam berbagai urutan kata-kata sehingga memiliki daya tukar (substitusi)
Contoh:
- ciri = tanda
- benar = betul
- agar = supaya
- rajin = giat
- hemat = irit
Contoh dalam kalimat:
- Pak Iwan meninggal dunia pada hari Kamis.
Pak Iwan wafat pada hari Kamis.
- Baju yang dikenakan Aulia sangat cantik.
Baju yang dikenakan Aulia sangat indah.
Kata-kata yang dapat bertukar tempat dalam konteks kebahasaan apa pun tanpa mengubah makna struktural dan makna leksikal dalam rangkaian kata/frasa/klausa/kalimat. Contoh:
o kosmetik = alat kecantikan
o laris = laku, larap
o leksikografi = perkamusan
o kucing = meong
2. Sinonim semirip
Kata-kata yang dapat bertukar tempat dalam konteks kebahasaan tertentu tanpa mengubah makna struktural dan leksikal dalam rangkaian kata/frasa/klausa/kalimat tersebut saja. Contoh:
o melatis = menerobos
o lahiriah = jasmaniah
3. Sinonim selingkung
Kata-kata yang dapat saling mengganti dalam satu konteks kebahasaan tertentu saja secara struktural dan leksikal.
Contoh: lemah = lemas
Antonim
Antonim adalah kata-kata yang memiliki pertalian makna bertentangan secara penuh atau secara sebagian dalam berbagai urutan kata.1. Antonim berpasangan
kata-kata yang secara makna jelas bertentangan karena didasarkan pada makna pasangannya sehingga tidak bisa dipertentangkan tanpa kehadiran makna pasangannya. Jika salah satu unsur dinegatifkan, tidak secara serta-merta memunculkan pasangannya. Contoh:
o (ber)-dosa >< suci (tidak (ber)-dosa ≠suci)
o istri >< suami (bukan istri ≠ suami)
o pembeli >< penjual (bukan pembeli ≠ penjual)
2. Antonim melengkapi
Kata-kata yang secara makna bertentangan, tetapi kehadiran makna salah satu kata bersifat melengkapi kehadiran makna yang lain. Contoh:
o pertanyaan >< jawaban
o mencari >< menemukan
3. Antonim berjenjang
kata-kata yang secara makna mengandung pertentangan, tetapi pertentangan makna ini bersifat berjenjang/bertahap/bertingkat. Contoh:
o dingin >< hangat >< panas
o kaku >< lentur >< elastis
o mahal >< wajar >< murah
Kontras adalah kata-kata yang mengandung seluruh atau sebagian makna yang bertentangan secara tajam dan jelas. Jika kata-kata semacam ini dinegatifkan, makna kata yang menjadi penentangnya akan serta-merta muncul. Contoh:
• kaya >< melarat; kaya >< miskin.
kaya mengandung makna yang bertentangan secara tajam terhadap melarat, tetapi merupakan antonim melengkapi terhadap miskin.
• pintar >< tolol; pintar >< bodoh.
pintar mengandung makna yang bertentangan secara tajam terhadap tolol, tetapi merupakan antonim melengkapi terhadap bodoh.
• melarat – miskin atau tolol – bodoh merupakan sinonim semirip.
Kontras juga dapat dibentuk melalui afiksasi seperti, non-, a-, anti, awa-, nir-, tan-. Contoh:
• komunis >< nonkomunis
• susila >< asusila
• mapanisme >< antimapanisme
• berawak >< awaawak
• laba >< nirlaba
• baku >< tanbaku
Antonim disebut juga lawan kata, yaitu hubungan antara satu kata dengan kata yang lain yang dianggap berlawanan.
Contoh:
- siang > < malam
- pulang > < pergi
- kaya ><miskin
- panjang> < pendek
- hidup > < mati
Contoh dalam kalimat:
- Orang yang kaya itu membeli mobil.
Orang yang miskin itu tidak dapat membeli mobil.
- Rambutnya panjang sekali.
Rambutnya pendek sekali.
Contoh:
- siang > < malam
- pulang > < pergi
- kaya ><miskin
- panjang> < pendek
- hidup > < mati
Contoh dalam kalimat:
- Orang yang kaya itu membeli mobil.
Orang yang miskin itu tidak dapat membeli mobil.
- Rambutnya panjang sekali.
Rambutnya pendek sekali.
Istilah Asing
Dewasa ini banyak sekali muncul kata-kata atau istilah-istilah baru dalam media massa maupun sebuah buku, yang mana istilah-istilah tersebut masih asing dimata orang awam.
Istilah-istilah tersebut biasanya disebut dengan "istilah intelek", yang sebenarnya merupakan istilah asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, yaitu yang biasa disebut dengan kata serapan.
Di kalangan para akademisi penggunaan istilah-istilah tersebut sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, baik dalam bahasa lisan maupun tulisan.
Berikut ini kumpulan istilah-istilah serapan atau bahasa kerennya istilah intelek, yang saya kumpulkan dari buku-buku ilmiah. Jika ada kesalahan, mohon dikoreksi.
- Integritas = kejururan
- Kredibilitas = kepercayaan
- Kredibel = sikap dapat dipercaya
- Loyalitas = kesungguhan
- Loyal = sikap sungguh-sungguh
- Skill = keterampilan
- Relasi = hubungan
- Komparasi = perbandingan
- Kompetensi = kemampuan
- Kompeten = mampu
- Kapabilitas = kemampuan/kecakapan
- Dikotomi = pembagian dalam dua bagian
- Kolektif = bersama-sama
- Kolegial = teman sejawat (kata sifat)
- Kolega = teman sejawat (kata benda)
- Refleksi = pemikiran suatu hal
- Distorsi = berubah/penyimpangan
- Otoritas = wewenang
- Otoriter = sewenang-wenang
- Indikasi = petunjuk Indikator = penunjuk
- Invansi = serbuan/penyerbuan
- Stagnan = mandeg/jalan ditempat
- Rekonstruksi = pembangunan kembali
- Konstitusi = Undang-Undang
- Regulasi = peraturan
- Urban = kota
- Urgensi = desakan
- Elite = golongan atas/kaum atasan
- Preventif = pencegahan
- Kultur = budaya
- Spasial = keruangan
- Regional = kewilayahan (kata sifat)
- Region = wilayah (kata benda)
- Eksekusi = pelaksanaan
- Titik nadir = titik terendah
- Titik kulminasi = titik puncak
- Produktivitas = daya produksi
- Prospek = harapan/kemungkinan
- Probabilitas = kemungkinan
- Deviasi = penyimpangan
- Anomali = penyimpangan
- Prespektif = pandangan/sudut pandang
- Kontinuitas = kelanjutan
- Legitimasi = hak kekuasaan
- Aliansi = = persekutuan/perserikatan
- Insentif = bonus
- Konvensi = rapat/persetujuan
- Rekonsiliasi = perdamaian/perukunan kembali
- Ratifikasi = pengesahan
- Hegemoni = menguasai/dominasi
- Mekanisme = alat/cara
- Recovery = pemulihan
- Budget = anggaran
- Defensif = sikap pembelaan/sikap bertahan
- Demagogi = penghasut yang pandai berpidato
- Konspirasi = kongkalikong/sekongkol/persekongkolan
- Paradigma = cara berfikir
- Prestise = gengsi
- Kemampuan pedagogik = kemampuan mendidik
- Rekonsiliasi = perdamaian/perukunan kembali
- Solidaritas = kesetiakawanan
- Soliditas = penguatan/pengukuhan
- Attitude = sikap / perilaku
- Potensi afektif = potensi sikap
- Potensi kognitif = potensi ilmu/pengetahuan
- Retorika = kepandaian berbicara
- Elektabilitas = kepemilihan
- Eskalasi = perluasan/peningkatan
- Taklid buta = mengikuti tanpa tahu dalilnya
- Renovasi = pembaharuan kembali
- Inovasi = pembaharuan
- Qualified = memenuhi syarat
- Efektif = berhasilguna
- Efisien = tepatguna/berdayaguna
- Justifikasi = pembenaran/dasar pembenaran
- Legalisasi = pengesahan/pengabsahan
- Komprehensif = luas/meliputi banyak hal/pemahaman
- Analogi = persamaan
- Doktrin = ajaran
- Ontologi = cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat hidup
- Antologi = kumpulan karya tulis pilihan dr seorang atau beberapa orang pengarang
- Dogma = pokok ajaran (tentang kepercayaan dsb) yg harus diterima sbg hal yg benar dan baik, tidak boleh dibantah dan diragukan; keyakinan tertentu
- Plural = majemuk
- Fundamental = bersifat dasar (pokok); mendasar
- Fundamentalisme = paham yg cenderung untuk memperjuangkan sesuatu secara radikal
- Teologi = pengetahuan tentang ketuhanan
Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang lingkupnya. Makin
luas ruang lingkup suatu kata, makin umum sifatnya. Sebaliknya, mana
kata menjadi sempit ruang lingkupnya makin khusus sifatnya.
Makin umum suatu kata makin besar kemungkinan terjadi salah paham atau perbedaan tafsiran. Sebaliknya, makin khusus, makin sempit ruang lingkupnya, makin sedikt terjadi salah paham. Dengan kata lain, semakin khusus makna kata yang dipakai, pilihan kata semakin cepat. Perhatikan contoh berikut:
1) Kata umum: melihat
Kata khusus: melotot, melirik, mengintip, menatap, memandang,
2) Kata umum: berjalan
Kata khusus: tertatih-tatih, ngesot, terseok-seok, langkah tegap,
3) Kata umum: jatuh
Kata khusus: terpeleset, terjengkang, tergelincir, tersungkur, terjerembab, terperosok, terjungkal.
Makin umum suatu kata makin besar kemungkinan terjadi salah paham atau perbedaan tafsiran. Sebaliknya, makin khusus, makin sempit ruang lingkupnya, makin sedikt terjadi salah paham. Dengan kata lain, semakin khusus makna kata yang dipakai, pilihan kata semakin cepat. Perhatikan contoh berikut:
1) Kata umum: melihat
Kata khusus: melotot, melirik, mengintip, menatap, memandang,
2) Kata umum: berjalan
Kata khusus: tertatih-tatih, ngesot, terseok-seok, langkah tegap,
3) Kata umum: jatuh
Kata khusus: terpeleset, terjengkang, tergelincir, tersungkur, terjerembab, terperosok, terjungkal.
Peyorasi dan Ameliorasi
Ameliorasi adalah
proses perubahan makna kata yang menyebabkan makna baru lebih tinggi / halus /
baik nilai rasanya daripada makna dahulu , contoh : Wanita dirasa lebih tinggi
nilainya daripada perempuan , Istri dirasa lebih tinggi daripada kata bini ,
Hamil dirasa lebih tinggi daripada kata bunting .
D
Penurunan makna ( peyorasi )
Adalah
proses perubahan makna kata yang menyebabkan makna baru lebih rendah / kurang
baik / kurang halus / kurang menyenangkan nilai rasanya daripada makna dahulu .
contoh :
perempuan , bini , bunting , oknum , kaki tangan , dsb .
oknum
: pelaku ( makna dahulu ) , pelaku kejahatan ( makna sekarang )
kaki tangan : pembantu ( makna dahulu ) pembantu dalam hal tidak baik ( makna sekarang )
Catatan :
1. Peninggian dan penurunan makna kata berkaitan dengan nilai rasa atau emotif , pasangan kata seperti laki-suami , bini-istri , laki-bini suami-istri , laki-laki-pria .
2. Kata kata bentukan baru dengan kata tuna- dirasa lebih tinggi / halus / hormat daripada kata yang sudah ada . misalnya : tuna rungu – tuli , tuna netra-buta , tuna wicara-bisu , tunawisma-gelandangan , tuna aksa ra-buta huruf , tuna karya – penganggur .
kaki tangan : pembantu ( makna dahulu ) pembantu dalam hal tidak baik ( makna sekarang )
Catatan :
1. Peninggian dan penurunan makna kata berkaitan dengan nilai rasa atau emotif , pasangan kata seperti laki-suami , bini-istri , laki-bini suami-istri , laki-laki-pria .
2. Kata kata bentukan baru dengan kata tuna- dirasa lebih tinggi / halus / hormat daripada kata yang sudah ada . misalnya : tuna rungu – tuli , tuna netra-buta , tuna wicara-bisu , tunawisma-gelandangan , tuna aksa ra-buta huruf , tuna karya – penganggur .
Contoh Wacana
Kejayaan Kerajaan Trumon
Aceh merupakan wilayah paling strategis bagi perdagang, nelayan,
ataupun aktivitas ekonomi lainnya. Berdasarkan warisan literasi yang
ada, mencatat bahwa pada abad ke-18 telah berdiri sebuah kerajaan yang
dipimpin langsung oleh seorang saudagar pemuka Islam dan berasal dari
XXV Mukim Aceh Besar, kerajaan tersebut bernama Kerajaan Trumon.
Saudagar yang memimpin Trumon ini juga diberi gelar sebai Teuku Raja
Singkil, beliau adalah Tengku Djakfar. Tengku Djakfar mempelajadi dan
mendalami Islam di Ujung Serangga, kecamatan Susoh, Aceh Barat Daya
sehingga meraih gelar labai atau tengku, panggilan ulama dalam
masyarakat Aceh.
Dipimpin oleh seorang saudagar membuat rakyat Trumon memahami betul
bagaimana cara berdagang yang baik dan dapat menghasilkan uang yang
banyak untuk mereka. lalu dikenallah masyarakat Kerajaan Trumon sebagai
masyarakat yang sejahtera. Sebagai negri lada yang tersohor, daerah
Trumon ini mampu dikenal di Negara-negara Asia dan Eropa, sehingga
banyak yang berdatangan dan ingin menjadi warga di Kerajaan Trumon.
Kejayaan ini di kokohkan lagi dengan diberinya cap Sikuereung (sembilan)
sebagai mata uang sendiri yang dikenal di dunia. selain itu mereka juga
memiliki armada dagang laut yang diberi nama Diana dan Le-Xemie yang
membawa lada ke Penang, India dan Timur Tengah. Hal tersebut terjadi di
bawah kepemimpinan Teuku Raja Bujang dengan kebijaksanaan dan kecerdasan
yang dimilikinya. Kepemimpinan Kerajaan Trumon berlangsung dari satu
keturunan ke keturunan lainnya.
Di bawah kepemimpinan Teuku Raja Fansury Alamsyah (Teuku Raja Batak)
yang menggantikan ayahnya Teuku Raja Bujang, Trumon mengalami masa-masa
sulit. Jumlah penduduk merosot drastis dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor sebagai berikut.
- Banyak warga yang meninggal dunia akibat wabah kolera yang melanda mereka, juga cacar yang diperkirakan terjadi pada tahun 1885.
- Trumon menjadi basis umum anti kape (Belanda), yaitu MUSLIM. Sedangkan panglima muslimin adalah keluarga Raja dan dibantu pula oleh kerajaan. Hal ini mengakibatkan banyak penduduk yang memiliki untuk keluar dari Trumon.
- Masuknya Jepang ke tanah air dan menjadikan Trumon sebagai tempat pertahanan dalam menghadapi tentara sekutu pada Perang Timur Raya.
Masuknya penjajah ke Indonesia membuat pergerakan Trumon sudah tidak
selincah dulu lagi, belum lagi tekananan yang diberikan untuk masyarakat
Trumon. Sampai masuknya Belanda dan jepang Trumon masih dapat
mempertahankan dirinya dengan segala sisa-sisa kepemimpinannya. Namun,
saat masuk masa kemerdekaan masyarakat Trumon diberikan kebebasan untuk
merdekan menjadi Kerajaan yang berdaulat, tetapi hal itu ditolak karena
adanya filling yang dilakukan dengan daerah lainnya. Trumon akan merdeka
jika semua daerah si Aceh ini diberikan kemerdekaan seluruhnya dan
sepenuhnya. Maka kedaulatan yang ditawarkan pun ditolaknya. Hingga masa
kemerdekaan secara nasional berhasil di raih, berakhir pulalah kerajaan
Trumon. Tidak ada yang tau secara pastinya tahun bahkan tanggal dan
bulan berapa Trumon benar-benar runtuh, tetapi dari semua itu tujuan
utama masyarakat Trumon sudah tercapai, yaitu: Merdeka!
http://hidayatullahahmad.wordpress.com/2013/03/16/diksi/
http://mersiku.jw.lt/materi/bahasa_indonesia_3
http://mersiku.jw.lt/materi/bahasa_indonesia_3
Nama : Ani Yunita Sari
NPM : 10111910
Kelas : 3KA24
Jumat, 18 Oktober 2013
Kehidupan
Hidup adalah anugerah
Tak mampu untuk dipungkiri
Bola mata menatap tajam
Di selimuti bayangan
Bayangan yang mampu menerbangkan keinginan
Waktu yang telah berlalu tak kunjung
Padam seperti api
Kelapangann hati hanya mampu mengikuti
Seperti aliran air
Jiwa dan pikiran bertolak belakang terhadap kenyataan
Keinginan kecil untuk hal indah pasti ada
Logika positif datang mewakili kebaikan
Untuk terbang dengan kekuatan
Masa lalu hitam menjadi rekaman
Untuk kenangan di masa depan
Usaha dan keyakinan
Ialah yang dapat mencapai sebuah Kristal kesempurnaan
Di masa depan
Nama : Ani Yunita Sari
NPM : 10111910
Kelas : 3KA24
Contoh Wacana Menggunakan EYD
Keindahan Pantai Muntun Lampung
Pantai Mutun
Pantai Mutun, merupakan salah satu pantai di Propinsi Lampung yang mudah dicapai. Letaknya tidak jauh dari Bandar Lampung, yang merupakan kota yang berkembang di propinsi ini serta memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Jika Anda singgah ke Bandar Lampung, Anda dapat menikmati berbagai permainan dan keindahan pantai di Pantai Mutun.Untuk mengunjungi pantai ini, Anda harus menempuh jarak sekitar 25 km dari Bandar Lampung. Di samping kiri kanan menuju Pantai Mutun, pepohonan yang hijau menjadi penghias dari jalanan yang terbilang cukup baik. Sebuah petunjuk di jalan utama akan menjadi penanda jika Anda harus berbelok untuk mencapai pantai ini. Dari jalan raya, kini jalan tanah dengan bebatuan harus dilewati untuk mencapai Pantai ini. Jarak yang harus ditempuh tidak terlalu jauh, hanya sekitar 1 km.
Setelah membayar tiket masuk, kini Anda dapat menikmati suasana pantai yang ramai. Naik perahu, kano, banana boat atau berenang adalah aktivitas asyik yang biasa dilakukan di pantai, termasuk di pantai ini. Aktivitas memancing bersama keluarga atau untuk menyalurkan hobi juga dapat dilakukan di tempat ini. Peralatan memancing atau perahu dapat disewa untuk melakukan aktivitas ini.
Keindahan Pantai Mutun
Yang menarik dari Pantai Mutun adalah pasir pantai yang putih, berbeda dengan pantai yang ada di sebagian pulau Jawa. Jadi jika Anda ingin menikmati pantai dengan pasirnya yang putih, Pantai Mutun dapat menjadi salah satu pilihan, mengingat lokasinya yang tidak terlalu jauh untuk pengunjung yang berasal dari Jakarta atau daerah Jawa Barat yaitu di Lampung.Air laut tergolong bersih dan jernih menarik banyak mengunjung untuk bermain lebih jauh dari pantai. Ombak laut di Pantai Mutun cukup tenang sehingga cukup aman untuk pengunjung yang ingin menceburkan diri di laut Jika Anda hanya ingin bersantai-santai, ada gubuk-gubuk yang untuk berteduh yang biasa digunakan pengunjung untuk duduk-duduk atau tidur-tiduran ditiup angin pantai yang sepoi-sepoi. Anda juga dapat merasakan ketenangan karena air laut yang biru dan jernih serta hamparan pasir putih ditambah hijaunya pulau yang ada di seberang pantai ini membentuk pemandangan alam yang indah yang layak dikunjungi.
Pulau Tangkil
Tidak jauh dari pantai ini terdapat pulau yang terlihat hijau dan terasa asri untuk dikunjungi. Untuk mendatangi pulau ini, Anda dapat naik perahu dengan membayar biaya per orang. Tidak dibutuhkan waktu terlalu lama untuk berkunjung ke pulau yang dikenal dengan Pulau Tangkil. Anda dapat beristirahat dengan lebih nyaman karena suasana yang rimbun dan cukup hening di pulau ini. Air laut juga lebih bersih sehingga cocok untuk berenang, bahkan Anda dapat melihat ikan-ikan yang berenang di dekat pantai.Setelah lelah melakukan aktivitas di pantai, Anda dapat mencicip makanan dari tempat makan yang ada di pantai ini. Di sekitar ini juga tersedia penginapan dengan harga yang tidak mahal. Pantai Mutun, di Lampung, dengan pasir putih dan kejernihan air laut akan membuat para wisatawan tidak akan melupakan pantai ini.
Nama : Ani Yunita Sari
NPM : 10111910
Kelas : 3KA24
Minggu, 13 Oktober 2013
Macam - Macam Ragam Bahasa dan Contohnya
- Ragam Bahasa Ilmiah
Ragam bahasa
ilmiah adalah
karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar.
Jenis karangan ilmiah :
- Makalah : Karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
- Kertas kerja : Makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
- Skripsi : Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
- Tesis : Karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
- Disertasi : Karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci.
- Sistematis
- Objektif
- Cermat, tepat dan benar
- Tidak persuasif
- Tidak argumentatif
- Tidak emotif
- Tidak mengejar keuntungan sendiri
- Tidak melebih-lebihkan sesuatu.
Dampak Keyboard QWERTY pada Makna Kata
Pakar
psikologi sosial di New School for Social Research mengatakan bahwa
kesulitan dalam menggunakan obyek tertentu berpengaruh pada cara orang
menilai obyek tersebut. Salah
satu contoh adalah nama orang. Dikatakan bahwa semakin sulit seseorang
melafalkan nama orang lain, seseorang tersebut akan semakin sulit
menilai orang itu secara positif.
Kini,
ada contoh kasus baru yang dikaji peneliti. Dikatakan bahwa semakin
sulit seseorang mengetik suatu kata di keyboard, maka semakin negatif
pula makna kata itu.
Kyle Jasmine dan Daniel Casasanto dari University of College London meneliti tentang QWERTY effect, dampak pada makna kata yang dihasilkan ketika orang mengetik dengan keyboard QWERTY.
Jasmine
mengungkapkan, kata-kata yang dengan huruf lebih banyak di sebelah
kanan keyboard QWERTY (sebelah kanan T, G, dan B) memiliki makna lebih
positif.
Contohnya,
kata "POOL" yang berarti kolam memiliki makna lebih positif daripada
kata "DESERT" yang berarti gurun. Contoh lain adalah kata "IKAN" dan
"DERAS".
Menurut
Jasmine, hal itu terkait dengan kemudahan mengetik. Lebih mudah bagi
manusia untuk mengetik huruf di sebelah kanan keyboard QWERTY daripada
yang ada di sebelah kiri.
"Jika mudah, maka cenderung memiliki makna positif. Jika sulit, maka akan sebaliknya," ungkap Jasmine seperti dikutip Wired pada Rabu (7/3/2012).
Faktor
yang semakin mendukung hasil penelitian tersebut adalah huruf yang
terkesan padat di sebelah kiri sehingga semakin menyulitkan pengetikan.
Orang juga cenderung mengetik huruf di sebelah kanan lebih cepat.
Dalam eksperimen, Jasmine menganalisis 1.000 kata dalam bahasa Inggris, Spanyol, dan Belanda. Ia menemukan bahwa QWERTY effect memang terbukti.
Dalam
eksperimen lain, 8.000 juru ketik juga diminta Mechanical Turk Service
di Amazon.com untuk memberi kesan atas sebuah kata yang dihasilkan
keyboard QWERTY. Hasilnya juga serupa.
Jasmine
menuturkan, "Ini adalah demonstrasi pertama yang menunjukkan bagaimana
kata-kata membentuk makna dalam waktu tertentu." Apakah Anda percaya
efek QWERTY ini?
Sumber : http://kumpulanartikelilmiah.blogspot.com/2012/03/dampak-keyboard-qwerty-pada-makna-kata.html
2. Ragam Bahasa Non Ilmiah
Non Ilmiah (Fiksi) adalah karangan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan
benar. Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa
kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh
dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks,
setting dan lainnya. Bentuk karangan non ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel,
roman, anekdot, hikayat, cerber, puisi dan naskah drama.
Ciri-ciri karangan noni lmiah :
- Ditulis berdasarkan fakta pribadi
- Fakta yang disimpulkan subjektif
- Gaya bahasa konotatif dan popular
- Tidak memuat hipotesis
- Penyajian dibarengi dengan sejarah
- Bersifat imajinatif
- Situasi didramatisir
- Bersifat persuasive
Contoh dongeng menggunakan bahasa non ilmiah
Kisah Semut dan Kepompong
Dikisahkan
ada sebuah hutan yang sangat lebat, tinggallah disana bermacam-macam
hewan, mulai dari semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya.
Pada suatu hari datanglah badai yang sangat dahsyat. Badai itu datang
seketika sehingga membuat panik seluruh hewan penghuni hutan itu. Semua
hewan panik dan berlari ketakutan menghindari badai yang datang
tersebut. - See more at:
http://www.wayankatel.com/2012/10/contoh-dongeng-anakindonesia-kisahsemut-kepompong.html#sthash.UbyI0gmh.dpufDikisahkan
ada sebuah hutan yang sangat lebat, tinggallah disana bermacam-macam hewan,
mulai dari semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya. Pada suatu hari
datanglah badai yang sangat dahsyat. Badai itu datang seketika sehingga membuat
panik seluruh hewan penghuni hutan itu. Semua hewan panik dan berlari ketakutan
menghindari badai yang datang tersebut.
Dikisahkan
ada sebuah hutan yang sangat lebat, tinggallah disana bermacam-macam
hewan, mulai dari semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya.
Pada suatu hari datanglah badai yang sangat dahsyat. Badai itu datang
seketika sehingga membuat panik seluruh hewan penghuni hutan itu. Semua
hewan panik dan berlari ketakutan menghindari badai yang datang
tersebut. - See more at:
http://www.wayankatel.com/2012/10/contoh-dongeng-anakindonesia-kisahsemut-kepompong.html#sthash.UbyI0gmh.dpuf
Dikisahkan
ada sebuah hutan yang sangat lebat, tinggallah disana bermacam-macam hewan,
mulai dari semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya. Pada suatu hari
datanglah badai yang sangat dahsyat. Badai itu datang seketika sehingga membuat
panik seluruh hewan penghuni hutan itu. Semua hewan panik dan berlari ketakutan
menghindari badai yang datang tersebut.
Keesokan
harinya, matahari muncul dengan sangat hangatnya dan kicauan burung terdengar
dengan merdunya, namun apa yang terjadi? banyak pohon di hutan tersebut tumbang
berserakan sehingga membuat hutan tersebut menjadi hutan yang berantakan.
Seekor Kepompong sedang menangis dan bersedih akan apa yang telah terjadi di sebuah pohon yang sudah tumbang. "Hu..huu...betapa sedihnya kita, diterjang badai tapi tak ada tempat satupun yang aman untuk berlindung..huhu.." sedih sang Kepompong meratapi keadaan.
Dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata "Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai" kata sang Semut dengan sombongnya
Seekor Kepompong sedang menangis dan bersedih akan apa yang telah terjadi di sebuah pohon yang sudah tumbang. "Hu..huu...betapa sedihnya kita, diterjang badai tapi tak ada tempat satupun yang aman untuk berlindung..huhu.." sedih sang Kepompong meratapi keadaan.
Dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata "Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai" kata sang Semut dengan sombongnya
Si
Semut semakin sombong dan terus berkata demikian kepada semua hewan yang ada di
hutan tersebut, sampai pada suatu hari si Semut berjalan diatas lumpur hidup.
Si Semut tidak tahu kalau ia berjalan diatas lumpur hidup yang bisa menelan dan
menariknya kedalam lumpur tersebut.
"Tolong...tolong....aku terjebak di lumpur hidup..tolong", teriak si semut. Lalu terdengar suara dari atas, "Kayaknya kamu lagi sedang kesulitan ya, semut?" si Semut menengok ke atas mencari sumber suara tadi, ternyata suara tadi berasal dari seekor kupu-kupu yang sedang terbang diatas lumpur hidup tadi.
"Siapa kau?" tanya si Semut galau. "Aku adalah kepompong yang waktu itu kau hina" jawab si Kupu-kupu. Semut merasa malu sekali dan meminta bantuan si Kupu-kupu untuk menolong dia dari lumpur yang menghisapnya. "Tolong aku kupu-kupu, aku minta maaf waktu itu aku sangat sombong sekali bisa bertahan dari badai cuma hanya karena aku berlindung dibawah tanah". Si kupu-kupu akhirnya menolong si Semut dan semutpun selamat serta berjanji ia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hutan tersebut.
Nah, hikmah yang bisa kita tarik dari dongeng diatas adalah, kita harus menyayangi dan menghormati semua makhluk ciptaan Tuhan. Intinya semua ciptaan Tuhan harus kita kasihi dan tidak boleh kita menghina makhluk yang lain.
"Tolong...tolong....aku terjebak di lumpur hidup..tolong", teriak si semut. Lalu terdengar suara dari atas, "Kayaknya kamu lagi sedang kesulitan ya, semut?" si Semut menengok ke atas mencari sumber suara tadi, ternyata suara tadi berasal dari seekor kupu-kupu yang sedang terbang diatas lumpur hidup tadi.
"Siapa kau?" tanya si Semut galau. "Aku adalah kepompong yang waktu itu kau hina" jawab si Kupu-kupu. Semut merasa malu sekali dan meminta bantuan si Kupu-kupu untuk menolong dia dari lumpur yang menghisapnya. "Tolong aku kupu-kupu, aku minta maaf waktu itu aku sangat sombong sekali bisa bertahan dari badai cuma hanya karena aku berlindung dibawah tanah". Si kupu-kupu akhirnya menolong si Semut dan semutpun selamat serta berjanji ia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hutan tersebut.
Nah, hikmah yang bisa kita tarik dari dongeng diatas adalah, kita harus menyayangi dan menghormati semua makhluk ciptaan Tuhan. Intinya semua ciptaan Tuhan harus kita kasihi dan tidak boleh kita menghina makhluk yang lain.
3. Ragam Bahasa Semi Ilmiah
Semi ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan
fakta umum dan menurut metodologi penulisan yang baik dan benar, ditulis dengan
bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan
fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang
menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi
formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis
karena sering dimasukkan karangan non ilmiah. Maksud dari karangan non ilmiah
tersebut ialah karena jenis semi ilmiah masih banyak digunakan misal dalam komik,
anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen. Karakteristiknya adalah
berada diantara ilmiah. Bentuk karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial,
opini, tips, reportase dan resensi buku. Resensi buku adalah bentuk konbinasi
antara uraian, ringkasan dan kritik objektif terhadap sebuah buku. Klasifikasi
pembuatan resensi buku ilmiah yaitu ringkasan, deskripsi, kritik, apresiasi,
dan praduga.
Ciri-ciri karangan semi ilmiah
:
- Ditulis berdasarkan fakta pribadi
- Fakta yang disimpulkan subjektif
- Gaya bahasa formal dan popular
- Mementingkan diri penulis
- Melebih-lebihkan sesuatu
- Usulan-usulan bersifat argumentatif
- Bersifat persuasive
Kisah Semut Dan Kepompong
Kisah Semut Dan Kepompong
Contoh opini yang menggunakan ragam bahasa semi ilmiahTantangan TNI Masa Depan
Agus Harimurti Yudhoyono
Masih hangat ingatan kita, dua tahun terakhir ini berkembang polemik tentang konsep modernisasi untuk memenuhi postur kekuatan TNI yang ideal, termasuk pro kontra pembelian Leopard. Sejumlah politisi dan pengamat pertahanan mempertanyakan urgensi pembelian tank berat kelas 60 ton itu. Kontur medan, termasuk kondisi infrastruktur jalan dan jembatan di Indonesia, dianggap tidak cocok bagi manuver MBT.
Akan tetapi, pendukung modernisasi TNI dari sejumlah elemen masyarakat juga cukup kuat suaranya. Mereka berharap TNI semakin profesional dan selalu siap dengan skenario terburuk ke masa depan. Realisasi bertahap kontrak pembelian 100 tank paling canggih itu merupakan wujud nyata derasnya dukungan itu.
Dengan memiliki 100 Leopard dan alat utama sistem senjata (alutsista) modern lainnya, TNI menjadi kekuatan tangkal efektif. Kekuatan TNI ini juga menjadi salah satu instrumen bargaining power dalam kerangka resolusi damai. Artinya, paradoks ”militer yang kuat ditujukan bukan untuk perang, tapi untuk mencegah terjadinya perang” tetap relevan.
Sejalan dengan konsep pimpinan TNI, pembangunan kekuatan militer ke depan tidak hanya diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum saja, tapi juga fokus pada menjawab tantangan geopolitik dan keamanan di kawasan.
Militer modern
Sebagai negara besar, baik segi demografi, wilayah, maupun kekayaan alam, tentu sangat rasional jika Indonesia berkepentingan membangun kekuatan militer yang modern. Tujuannya, selain menjamin keutuhan dan kedaulatan NKRI, juga mencegah terjadinya kerugian ekonomi akibat pencurian sumber daya alam oleh pihak tertentu.
Pembangunan kekuatan TNI ini tentu mengedepankan konsepsi regional balance of power agar kita tidak terjebak untuk membentuk kekuatan militer agresif serta cermat dalam memproyeksikan penggunaan kekuatan TNI di masa mendatang.
Di sisi lain, kita memahami, perang dan damai ditentukan oleh manusia, bukan senjata. Karena itu, baik memenangi peperangan atau memelihara perdamaian, sangat dibutuhkan kehadiran prajurit-prajurit yang cerdas, loyal, dan andal di lapangan. Kecanggihan senjata tentu penting untuk dikalkulasi, tetapi jadi kurang relevan ketika sumber daya manusia yang mengawakinya lemah.
Hal ini semakin nyata ketika kita memahami anatomi tantangan keamanan pada abad XXI yang kompleks dan penuh ketidakpastian. Dengan demikian, dalam pembangunan kekuatan TNI modern, penguatan aspek hard power harus mencakup pengembangan dan peningkatan kualitas prajurit TNI.
Untuk mewujudkan itu, ada tiga aspek penting yang perlu disiapkan. Pertama, kapasitas intelektual. Melalui pendidikan dan latihan, TNI dapat mencetak prajurit-prajurit profesional, yang memiliki kecakapan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Namun, keterampilan militer semata tidak cukup untuk menjawab kompleksitas permasalahan yang dihadapi. Sebagai contoh, ketika mengemban misi perdamaian PBB di Lebanon Selatan, pasukan TNI harus dapat memahami sejarah konflik antara Israel dan Hizbullah. Insiden kecil yang diakibatkan kesalahan prajurit dalam berinteraksi dengan pihak bertikai, dapat mencederai upaya perdamaian.
Tantangan terbesar tentunya pada perbedaan bahasa dan budaya. Karena itu, selain disiapkan untuk tugas taktis, setiap prajurit wajib dibekali kemampuan komunikasi, diplomasi, dan negosiasi, termasuk bagaimana memenangi hati dan pikiran masyarakat lokal.
Jati diri TNI
Kedua, jati diri TNI. Prajurit TNI adalah prajurit pejuang, yang memiliki ketahanan mental untuk tidak pernah menyerah dalam kondisi apa pun. Di tengah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, dan sehebat apa pun kekuatan militer kita ke depan, setiap prajurit harus senantiasa membumi, karena pada hakikatnya TNI berasal dari rakyat serta berjuang untuk rakyat dan kepentingan nasional. Karakter dan jati diri itu tidak boleh luntur dan harus ditumbuhkembangkan dari generasi ke generasi TNI selanjutnya.
Ketiga, nilai-nilai kepemimpinan. Militer itu bisnisnya adalah kepemimpinan dan pemimpin itu bisnisnya adalah mengambil keputusan. Walaupun kerap dihadapkan pada situasi yang sulit dan berbahaya, pemimpin militer pada level apa pun wajib mengambil risiko. Terlambat mengambil keputusan dapat berakibat fatal, yaitu gagalnya tugas, bahkan gugurnya prajurit di medan pertempuran.
Sebaliknya, keberhasilan operasi militer umumnya ditentukan oleh kepemimpinan yang berkualitas. Pemimpin yang efektif dapat menentukan visi dan menjabarkan misi secara gamblang kepada pengikutnya. Tidak hanya itu, ia juga mampu membekali pengikutnya dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas pokoknya.
Selanjutnya, untuk mengatasi ketidakpastian global, pemimpin militer abad XXI wajib memiliki sejumlah kemampuan serta adaptif dalam mengelola berbagai skenario operasi, dari pertempuran hutan sampai pertempuran kota, dari lawan insurjensi sampai lawan terorisme, dari penanggulangan bencana alam sampai pemeliharaan perdamaian dunia.
Akhirnya, untuk mewujudkan kekuatan TNI modern di masa depan, TNI tidak dapat berdiri sendiri. Karena itu, di hari yang bersejarah ini, tepat kiranya jika TNI melakukan refleksi dan kontemplasi untuk meningkatkan kinerja serta memantapkan komitmen untuk bersinergi dengan seluruh komponen bangsa dalam rangka menjawab berbagai tantangan keamanan pada abad XXI.
Agus Harimurti Yudhoyono Lulusan Terbaik Akmil 2000, Peserta Program the Young Future Leader di Australia dan Korea
sumber : http://opinikompas.blogspot.com/2013/10/tantangan-tni-masa-depan.html#more
http://tigaeinstein.blogspot.com/2011/11/makalah-ragam-bahasa.html
Nama : Ani Yunita Sari
NPM : 10111910
Kelas : 3KA24
Kisah Semut Dan Kepompong
Langganan:
Postingan (Atom)