Kamis, 24 Oktober 2013

DIKSI atau Pemilihan Kata

Jika kita menulis atau berbicara, kita selalu menggunakan kata. Kata tersebut dibentuk menjadi kelompok kata, klausa, kalimat, paragraph dan akhirnya sebuah wacana.
Di dalam sebuah karangan, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.
Syarat- syarat ketetapan pilihan kata:
1. Membedakan makna denotasi dan konotasi yang cermat,
2. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, misalnya: adalah, ialah, merupakan, yaiu, dalam pemakaiannya berbeda- beda.
3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya, misalnya: inferensi (kesimpulan ), dan interferensi (saling mempengaruhi ), sarat ( penuh, bunting ) dan syarat ( ketentuan ).
4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasasrkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakaian kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus, misalnya: modern sering diartikan secara subjektif canggih menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir, canggih berarti banyak cakap, suka menggangu, banyak mengetahui, bergaya intelektual.
5. Menggunakan imbuhan asing ( jika diperlukan ) harus memahami maknanya secara tepat, misalnya: dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi.
6. Menggunakan kata-kata idomatik berdasarkan susunan ( pasangan ) yang benar, misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
7. Menggunakan kata umum dan khusus secara cermat. Untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus ke umum mislnya mobil ( kata umum ) , corolla ( sedan buatan Toyota )
8. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya : issu ( berasal dari issue berarti publikasi, kesudahan, perkara ) isu ( dalam bahasa Indonesia berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabarangin, desas-desus ).
9. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim ( pria dan laki-laki, saya dan aku, serta buku dan kitab ), berhomofoni ( misalnya: bangdan bank ) dan berhomografi( misalnya: apel buah, apel upacara, buku ruas, buku kitab ).
10. Menggunakan kata abstrak (konseptual misalnya: pendiikan, wirauasaha dan pengobatan modern dan kata konkret ( kata khus misalnya: mangga, sarapan, dan berenang ).
Selain ketepatan pilihan kata itu, pengguna bahasa harus pula memperhatikan kesesuaian kata agar tidak merusak makna, suasana, dan situasi yang hendak ditimbulkan, atau suasana yang sedang berlangsung. Syarat kesesuaian kata:
1. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukan penggunakannya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam pergaulan, misalnya: hakikat (baku), hakekat (tidak baku), konduite (baku), kondite (tidak baku),
2. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat, misalnya: kencing (kurang sopan), buang air kecil (lebih sopan), pelacur (kasar), tunasusila (lebih halus),
3. Menggunakan kata berpasangan (idiomatuik), dan berlawanan makna dengan cermat, misalnya: sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar), bukan hanya melainkan juga (benar), bukan hanya tetapi juga (salah), tidak hanya tetapi juga (benar),
4. Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, misalnya: berjalan lambat, mengesot, dan merangkak, merah darah; merah hati. Menggukan kata ilmiah untuk karangan ilmiah, dan komunikasi non ilmiah (surat-meyurat, diskusi umum)
5. menggunakan kata popular, misalnya: argumentasi (ilmiah), pembuktian (popular), psikologi (ilmiah), ilmu jiwa (popular).Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan dalam bahasa tulis), misalnya: tulis, baca, kerja (bahasalisan), menulis, menuliskan, membaca, membacakan, bekerja, mengerjakan, dikejakan, (bahasa tulis).

Makna Konotasi dan Denotasi 

1. Makna Denotasi

Makna denotasi merupakan makna kata yang sesuai dengan makna yang sebenarnya atau sesuai dengan makna kamus. Makna denotasi lazim disebut 1) makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi (data) faktual dan objektif. 2) makna sebenarnya, umpamanya, kata kursi yaitu tempat duduk yang berkaki empat (makna sebenarnya). 3) makna lugas yaitu makna apa adanya, lugu, polos, makna sebenarnya, bukan makna kias.
Contoh :
1. Adik makan nasi. ( makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut )
2. Harga kambing hitam itu sangat mahal. ( kambing hitam bermakna kambingg yang memiliki warna hitam )

2. Makna konotasi

Makna konotasi merupakan makna kiasan atau makna yang timbul setelah disusun dalam kalimat.

Contoh :

1. Dalam peristiwa itu, dia dijadikan kambing hitam. (kambing hitam bermakna orang yang dipersalahkan)
2. Anak itu berangkat besar ketika ayahnya pergi ke Jepang. ( berangkat bermakna beranjak atau mulai menjadi )
3. Bunga desa itu sudah menjadi karyawan bank.(Kata “bunga desa” bermakna sesuatu yang dianggap cantik)

Makna konotasi dibagi menjadi 2 yaitu :
A. Konotasi positif merupakan kata yang memiliki makna yang dirasakan baik dan lebih sopan.
Contoh :
1. Sebagai seorang istri harus pandai menyenangkan suami.
2. Biaya pemakaman para korban bencana alam ditanggung pemerintah setempat.
3. Para wanita tuna susila bekerja akibat tuntutan kebutuhan ekonomi.
4. Tiga pahlawan reformasi telah gugur lima tahun yang lalu. ( Kata “gugur” bermakna mati dalam pertempuran )
B. Konotasi negatif merupakan kata yang bermakna kasar atau tidak sopan.
Contoh :
1. Selama meringkuk di penjara, Roy berubah menjadi pendiam. ( Kata penjara bermakna tempat mengurung badan )
2. Masih ada segerombolan orang yang suka menebang demi keuntungan pribadi. (Kata “gerombolan” bermakna kawanan pengacau / perusuh.)
3. Banyak gelandangan tidur di bawah jembatan.

Berikut adalah contoh-contoh kata yang bermakna denotasi dan konotasi
1) meluap
denotasi : Banjir yang terjadi kemarin disebabkan oleh air sungai yang meluap tak mampu
dikendalikan oleh tanggul yang ada disekitanya.
konotasi : Kemarahan Pak Budi makin hari tambah meluap karena masalah yang diperbantahkan itu
tidak pernah menemukan titik permasalahannya.
2) penuh
denotasi : Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat pusat hiburan itu telah terisi penuh oleh
pemukiman penduduk.
konotasi : Pekerjaan itu dilakukannya dengan penuh rasa tanggung jawab.
3) naik
denotasi : Pak Halim pergi ke Makassar dengan naik mobil pribadi.
konotasi : Naik turunnya harga barang sangat dipengaruhi oleh jumlah permintaan konsumen.
4) tumbuh
denotasi : Pohon mangga yang tumbuh di halaman rumah Pak Ilham memiliki buah yang besar- besar.
konotasi : Kondisi perekonomian Indonesia mulai tumbuh sejak beralihnya sistem pemerintahan ke
era reformasi.
5) atas
denotasi : Di atas pohon yang rindang itu ada terdapat beberapa sarang burung hantu.
konotasi : Irama yang muncul pada permukaan tembok itu ditimbulkan atas beberapa perpaduan
warna
6) kendali
denotasi : Nakhoda memberikan instruksi kepada para penumpang kapal agar waspada, sebab
kendali dalam kapal sedang mengalami gangguan.
konotasi : Peristiwa itu terjadi saat dirinya telah kehilangan kendali.(kontrol)
7) panas
denotasi : Permukaan kulit pada anak itu lecet akibat tersiram air panas.
konotasi : Suhu dalam ruangan itu semakin panas ketika peserta diskusi dalm ruangan itu saling
beradu argumen. (panas=ketegangan)
8) hancur
denotasi : Mainan anak pak lurah hancur terinjak mobil.
konotasi : Semua perkataannya kedengaran hancur akibat terbawa emosi .(hancur= tidak masuk
akal).
9) arus
denotasi : Adik terseret arus yang sangat deras saat menyeberang sebuah sungai di tepi rumahnya.
konotasi : Arus balik pada lebaran tahun depan diprediksikan akan lebih banyak dibandingkan tahun
kemarin. (arus=sistem)
10) hangus
denotasi : Bau hangus itu dihasilkan dari pembakaran sisa-sisa plastik dan kertas yang ada di tepi jalan
itu.
konotasi : Semua dana yang dianggarkan telah hangus akibat program kerja yang tidak tertata dengan
rapi. (hangus=ludes)

Sinonim dan Antonim

Sinonim

Pada saat menyimak pembacaan teks berita yang dilakukan temanmu, tentu kamu menemukan bentuk-bentuk pertalian makna kata sebagai sinonim dan antonim. Apa sinonim dan antonim itu? Marilah kita pelajari lebih dahulu teori kebahasaan!
Sinonim adalah pertalian dua kata atau lebih yang memiliki makna sama atau hampir sama. Suatu kata bersinonim dengan kata lainnya apabila dalam kalimat yang sama, kata-kata tersebut dapat saling menggantikan. Atau kata-kata yang memiliki kesamaan arti secara struktural atau leksikal dalam berbagai urutan kata-kata sehingga memiliki daya tukar (substitusi)
Contoh:
- ciri      = tanda
- benar = betul
- agar    = supaya
- rajin    = giat
- hemat = irit
Contoh dalam kalimat:
- Pak Iwan meninggal dunia pada hari Kamis.
Pak Iwan wafat pada hari Kamis.
- Baju yang dikenakan Aulia sangat cantik.
Baju yang dikenakan Aulia sangat indah.

1. Sinonim mutlak
Kata-kata yang dapat bertukar tempat dalam konteks kebahasaan apa pun tanpa mengubah makna struktural dan makna leksikal dalam rangkaian kata/frasa/klausa/kalimat. Contoh:
o    kosmetik = alat kecantikan
o    laris = laku, larap
o    leksikografi = perkamusan
o    kucing = meong

2. Sinonim semirip
Kata-kata yang dapat bertukar tempat dalam konteks kebahasaan tertentu tanpa mengubah makna struktural dan leksikal dalam rangkaian kata/frasa/klausa/kalimat tersebut saja. Contoh:
o    melatis = menerobos
o    lahiriah = jasmaniah

3. Sinonim selingkung
Kata-kata yang dapat saling mengganti dalam satu konteks kebahasaan tertentu saja secara struktural dan leksikal.
Contoh:  lemah = lemas

Antonim

Antonim adalah kata-kata yang memiliki pertalian makna bertentangan secara penuh atau secara sebagian dalam berbagai urutan kata.

1.  Antonim berpasangan
kata-kata yang secara makna jelas bertentangan karena didasarkan pada makna pasangannya sehingga tidak bisa dipertentangkan tanpa kehadiran makna pasangannya. Jika salah satu unsur dinegatifkan, tidak secara serta-merta memunculkan pasangannya. Contoh:
o    (ber)-dosa >< suci  (tidak (ber)-dosa ≠suci)
o    istri >< suami  (bukan istri ≠ suami)
o    pembeli >< penjual (bukan pembeli ≠ penjual)

2. Antonim melengkapi
Kata-kata yang secara makna bertentangan, tetapi kehadiran makna salah satu kata bersifat melengkapi kehadiran makna yang lain. Contoh:
o    pertanyaan >< jawaban
o    mencari >< menemukan

3. Antonim berjenjang
kata-kata yang secara makna mengandung pertentangan, tetapi pertentangan makna ini bersifat berjenjang/bertahap/bertingkat. Contoh:
o    dingin >< hangat >< panas
o    kaku >< lentur >< elastis
o    mahal >< wajar >< murah
Kontras adalah kata-kata yang mengandung seluruh atau sebagian makna yang bertentangan secara tajam dan jelas. Jika kata-kata semacam ini dinegatifkan, makna kata yang menjadi penentangnya akan serta-merta muncul. Contoh:
• kaya >< melarat; kaya >< miskin.
kaya mengandung makna yang bertentangan secara tajam terhadap melarat, tetapi merupakan antonim melengkapi terhadap miskin.
• pintar >< tolol; pintar >< bodoh.
pintar mengandung makna yang bertentangan secara tajam terhadap tolol, tetapi merupakan antonim melengkapi terhadap bodoh.
• melarat – miskin atau tolol – bodoh merupakan sinonim semirip.
Kontras juga dapat dibentuk melalui afiksasi seperti, non-, a-, anti, awa-, nir-, tan-. Contoh:
•    komunis >< nonkomunis
•    susila >< asusila
•    mapanisme >< antimapanisme
•    berawak >< awaawak
•    laba >< nirlaba
•    baku >< tanbaku
Antonim disebut juga lawan kata, yaitu hubungan antara satu kata dengan kata yang lain yang dianggap berlawanan.
Contoh:
- siang > < malam
- pulang > < pergi
- kaya ><miskin
- panjang> < pendek
- hidup > < mati
Contoh dalam kalimat:
- Orang yang kaya itu membeli mobil.
Orang yang miskin itu tidak dapat membeli mobil.
- Rambutnya panjang sekali.
Rambutnya pendek sekali.

Istilah Asing
Dewasa ini banyak sekali muncul kata-kata atau istilah-istilah baru dalam media massa maupun sebuah buku, yang mana istilah-istilah tersebut masih asing dimata orang awam.

Istilah-istilah tersebut biasanya disebut dengan "istilah intelek", yang sebenarnya merupakan istilah asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, yaitu yang biasa disebut dengan kata serapan.

Di kalangan para akademisi penggunaan istilah-istilah tersebut sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, baik dalam bahasa lisan maupun tulisan.

Berikut ini kumpulan istilah-istilah serapan atau bahasa kerennya istilah intelek, yang saya kumpulkan dari buku-buku ilmiah. Jika ada kesalahan, mohon dikoreksi.

  • Integritas = kejururan
  • Kredibilitas = kepercayaan
  • Kredibel = sikap dapat dipercaya
  • Loyalitas = kesungguhan
  • Loyal = sikap sungguh-sungguh
  • Skill = keterampilan
  • Relasi = hubungan
  • Komparasi = perbandingan
  • Kompetensi = kemampuan
  • Kompeten = mampu
  • Kapabilitas = kemampuan/kecakapan
  • Dikotomi = pembagian dalam dua bagian
  • Kolektif = bersama-sama
  • Kolegial = teman sejawat (kata sifat)
  • Kolega = teman sejawat (kata benda)
  • Refleksi = pemikiran suatu hal
  • Distorsi = berubah/penyimpangan
  • Otoritas = wewenang
  • Otoriter = sewenang-wenang
  • Indikasi = petunjuk Indikator = penunjuk
  • Invansi = serbuan/penyerbuan
  • Stagnan = mandeg/jalan ditempat
  • Rekonstruksi = pembangunan kembali
  • Konstitusi = Undang-Undang
  • Regulasi = peraturan
  • Urban = kota
  • Urgensi = desakan
  • Elite = golongan atas/kaum atasan
  • Preventif = pencegahan
  • Kultur = budaya
  • Spasial = keruangan
  • Regional = kewilayahan (kata sifat)
  • Region = wilayah (kata benda)
  • Eksekusi = pelaksanaan
  • Titik nadir = titik terendah
  • Titik kulminasi = titik puncak
  • Produktivitas = daya produksi
  • Prospek = harapan/kemungkinan
  • Probabilitas = kemungkinan
  • Deviasi = penyimpangan
  • Anomali = penyimpangan
  • Prespektif = pandangan/sudut pandang
  • Kontinuitas = kelanjutan
  • Legitimasi = hak kekuasaan
  • Aliansi = = persekutuan/perserikatan
  • Insentif = bonus
  • Konvensi = rapat/persetujuan
  • Rekonsiliasi = perdamaian/perukunan kembali
  • Ratifikasi = pengesahan
  • Hegemoni = menguasai/dominasi
  • Mekanisme = alat/cara
  • Recovery = pemulihan
  • Budget = anggaran
  • Defensif = sikap pembelaan/sikap bertahan
  • Demagogi = penghasut yang pandai berpidato
  • Konspirasi = kongkalikong/sekongkol/persekongkolan
  • Paradigma = cara berfikir
  • Prestise = gengsi
  • Kemampuan pedagogik = kemampuan mendidik
  • Rekonsiliasi = perdamaian/perukunan kembali
  • Solidaritas = kesetiakawanan
  • Soliditas = penguatan/pengukuhan
  • Attitude = sikap / perilaku
  • Potensi afektif = potensi sikap
  • Potensi kognitif = potensi ilmu/pengetahuan
  • Retorika = kepandaian berbicara
  • Elektabilitas = kepemilihan
  • Eskalasi = perluasan/peningkatan
  • Taklid buta = mengikuti tanpa tahu dalilnya
  • Renovasi = pembaharuan kembali
  • Inovasi = pembaharuan
  • Qualified = memenuhi syarat
  • Efektif = berhasilguna
  • Efisien = tepatguna/berdayaguna
  • Justifikasi = pembenaran/dasar pembenaran
  • Legalisasi = pengesahan/pengabsahan
  • Komprehensif = luas/meliputi banyak hal/pemahaman
  • Analogi = persamaan
  • Doktrin = ajaran
  • Ontologi = cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat hidup
  • Antologi = kumpulan karya tulis pilihan dr seorang atau beberapa orang pengarang
  • Dogma = pokok ajaran (tentang kepercayaan dsb) yg harus diterima sbg hal yg benar dan baik, tidak boleh dibantah dan diragukan; keyakinan tertentu
  • Plural = majemuk
  • Fundamental = bersifat dasar (pokok); mendasar
  • Fundamentalisme = paham yg cenderung untuk memperjuangkan sesuatu secara radikal
  • Teologi = pengetahuan tentang ketuhanan
Kata Umum dan Kata Khusus
 
Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang lingkupnya. Makin luas ruang lingkup suatu kata, makin umum sifatnya. Sebaliknya, mana kata menjadi sempit ruang lingkupnya makin khusus sifatnya.
Makin umum suatu kata makin besar kemungkinan terjadi salah paham atau perbedaan tafsiran. Sebaliknya, makin khusus, makin sempit ruang lingkupnya, makin sedikt terjadi salah paham. Dengan kata lain, semakin khusus makna kata yang dipakai, pilihan kata semakin cepat. Perhatikan contoh berikut:
1) Kata umum: melihat
Kata khusus: melotot, melirik, mengintip, menatap, memandang,
2) Kata umum: berjalan
Kata khusus: tertatih-tatih, ngesot, terseok-seok, langkah tegap,
3) Kata umum: jatuh
Kata khusus: terpeleset, terjengkang, tergelincir, tersungkur, terjerembab, terperosok, terjungkal.
 
Peyorasi dan Ameliorasi
 
Ameliorasi adalah proses perubahan makna kata yang menyebabkan makna baru lebih tinggi / halus / baik nilai rasanya daripada makna dahulu , contoh : Wanita dirasa lebih tinggi nilainya daripada perempuan , Istri dirasa lebih tinggi daripada kata bini , Hamil dirasa lebih tinggi daripada kata bunting .
D
      Penurunan makna ( peyorasi )
Adalah proses perubahan makna kata yang menyebabkan makna baru lebih rendah / kurang baik / kurang halus / kurang menyenangkan nilai rasanya daripada makna dahulu . 
contoh :
perempuan , bini , bunting , oknum , kaki tangan , dsb . oknum : pelaku ( makna dahulu ) , pelaku kejahatan ( makna sekarang )
kaki tangan : pembantu ( makna dahulu ) pembantu dalam hal tidak baik ( makna sekarang )
Catatan :
1.  Peninggian  dan penurunan makna kata berkaitan dengan nilai rasa atau emotif , pasangan kata seperti laki-suami , bini-istri , laki-bini suami-istri , laki-laki-pria .
2.    Kata kata bentukan baru dengan kata tuna- dirasa lebih tinggi / halus / hormat daripada kata yang sudah ada . misalnya : tuna rungu – tuli , tuna netra-buta , tuna wicara-bisu , tunawisma-gelandangan , tuna aksa ra-buta huruf , tuna karya – penganggur .

Contoh Wacana

Kejayaan Kerajaan Trumon

 http://wacananusantara.org/wp-content/uploads/2013/02/KoinTrumon.jpg

Aceh merupakan wilayah paling strategis bagi perdagang, nelayan, ataupun aktivitas ekonomi lainnya. Berdasarkan warisan literasi yang ada, mencatat bahwa pada abad ke-18 telah berdiri sebuah kerajaan yang dipimpin langsung oleh seorang saudagar pemuka Islam dan berasal dari XXV Mukim Aceh Besar, kerajaan tersebut bernama Kerajaan Trumon. Saudagar yang memimpin Trumon ini juga diberi gelar sebai Teuku Raja Singkil, beliau adalah Tengku Djakfar. Tengku Djakfar mempelajadi dan mendalami Islam di Ujung Serangga, kecamatan Susoh, Aceh Barat Daya sehingga meraih gelar labai atau tengku, panggilan ulama dalam masyarakat Aceh.
Dipimpin oleh seorang saudagar membuat rakyat Trumon memahami betul bagaimana cara berdagang yang baik dan dapat menghasilkan uang yang banyak untuk mereka. lalu dikenallah masyarakat Kerajaan Trumon sebagai masyarakat yang sejahtera. Sebagai negri lada yang tersohor, daerah Trumon ini mampu dikenal di Negara-negara Asia dan Eropa, sehingga banyak yang berdatangan dan ingin menjadi warga di Kerajaan Trumon. Kejayaan ini di kokohkan lagi dengan diberinya cap Sikuereung (sembilan) sebagai mata uang sendiri yang dikenal di dunia. selain itu mereka juga memiliki armada dagang laut yang diberi nama Diana dan Le-Xemie yang membawa lada ke Penang, India dan Timur Tengah. Hal tersebut terjadi di bawah kepemimpinan Teuku Raja Bujang dengan kebijaksanaan dan kecerdasan yang dimilikinya. Kepemimpinan Kerajaan Trumon berlangsung dari satu keturunan ke keturunan lainnya.
Di bawah kepemimpinan Teuku Raja Fansury Alamsyah (Teuku Raja Batak) yang menggantikan ayahnya Teuku Raja Bujang, Trumon mengalami masa-masa sulit. Jumlah penduduk merosot drastis dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor sebagai berikut.
  1. Banyak warga yang meninggal dunia akibat wabah kolera yang melanda mereka, juga cacar yang diperkirakan terjadi pada tahun 1885.
  2. Trumon menjadi basis umum anti kape (Belanda), yaitu MUSLIM. Sedangkan panglima muslimin adalah keluarga Raja dan dibantu pula oleh kerajaan. Hal ini mengakibatkan banyak penduduk yang memiliki untuk keluar dari Trumon.
  3. Masuknya Jepang ke tanah air dan menjadikan Trumon sebagai tempat pertahanan dalam menghadapi tentara sekutu pada Perang Timur Raya.
Masuknya penjajah ke Indonesia membuat pergerakan Trumon sudah tidak selincah dulu lagi, belum lagi tekananan yang diberikan untuk masyarakat Trumon. Sampai masuknya Belanda dan jepang Trumon masih dapat mempertahankan dirinya dengan segala sisa-sisa kepemimpinannya. Namun, saat masuk masa kemerdekaan masyarakat Trumon diberikan kebebasan untuk merdekan menjadi Kerajaan yang berdaulat, tetapi hal itu ditolak karena adanya filling yang dilakukan dengan daerah lainnya. Trumon akan merdeka jika semua daerah si Aceh ini diberikan kemerdekaan seluruhnya dan sepenuhnya. Maka kedaulatan yang ditawarkan pun ditolaknya. Hingga masa kemerdekaan secara nasional berhasil di raih, berakhir pulalah kerajaan Trumon. Tidak ada yang tau secara pastinya tahun bahkan tanggal dan bulan berapa Trumon benar-benar runtuh, tetapi dari semua itu tujuan utama masyarakat Trumon sudah tercapai, yaitu: Merdeka!



 



Nama     : Ani Yunita Sari
NPM      : 10111910
Kelas    : 3KA24


Tidak ada komentar:

Posting Komentar